Jumat, 21 Juni 2019

Diary malamku


Hai kamu, selamat malam?

Kamu yang sedang dengan aku sekarang terima kasih untuk segala hal yang pernah kamu berikan padaku sampai detik ini, aku yakin Tuhan selalu mendengar doa kita, selalu dengan kita di setiap langkah dan tujuan kita bersama.

Hai kamu, tolong bersabarlah dalam menghadapi aku yang mudah rapuh ini, mengajari aku dalam segala hal, dan selalu membuat aku merasa bahwa aku ini memang yang kamu pilih. Bersabarlah dalam setiap langkah kita berdua, bersabarlah dalam setiap degupan jantung serta detak jarum yang harus memastikan aku selalu berada di dekat kamu.

Hai kamu, sang pujangga ku. Mungkin memang benar kamu tidak bisa membuat aku seutuhnya mencintai kamu, mungkin memang benar kita tidak selalu dalam keadaan ada dan aman satu sama lain, tapi cobalah untuk selalu mempertahankan apapun yang telah kita dapatkan bersama, yang telah kita jalani berdua hingga sekarang ini. memang benar menjadi kita tidak mudah, menjadi kita menyatukan dua sisi hal yang berbeda, menjadi kita menyatukan dunia yang sepotong menjadi satu, menjadi utuh.

***

Hai, aku tahu kamu juga tidak akan selalu siap dengan keadaan yang mungkin bisa saja datang dan menyerang kita berdua, tapi ketahuilah dan aku mohon bersabarlah dalam menjalani semua keadaan yang telah kita ciptakan sampai hari ini.

Kamu, kamu dan selalu saja kamu yang membuat aku tidak tenang.
Tidak tenang berjauhan karena memang kita belum boleh disatukan, tidak tenang tahu kamu sedang dalam keadaan tak baik, tapi kamu selalu meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.

Senin, 10 Juni 2019

hallo.. lupakah?


Hallo..

Selamat malam kamu yang pernah aku sangat rindukan? Apa kabarnya dirimu sekarang di sana?
Apakah masih dengan hati dan harapan yang sama dengan ku, ketika kita masih bersama. Ketika kita masih saling ingin bertukar kabar dan saling belajar untuk memahami satu sama lain.

Ah, benar mungkin sekarang bukan waktunya lagi kita untuk mengulang hal yang seharusnya kita lupakan, tapi bolehkah aku mengenang nya beberapa kali? Iya, hanya untuk sekadar berevaluasi dengan suasana malam.

Aku mengenang nya dan aku menyukai apa yang aku kenang.

Aku mencoba sedikit memahami apa yang aku inginkan sekarang, dan yang terparah nya adalah aku mencoba mengingat mu dan meminta mu kembali hal yang mungkin tidak akan pernah aku lakukan, aku yang memilih pergi mungkin wajar saja jika aku yang tiba-tiba rindu padamu.

Tapi tenang, yang tertinggal dan terasa hanya rindu saja bukan rasa kehilangan. Karena kamu sudah memperkenalkan rasa itu jauh sebelum aku di keadaan ini, sudah aku rasakan sejak masih dengan mu.

"Aku titisan rindumu, aku sepi mu, aku adalah kamu yang datang dari masa depan, ketauhilah aku menderita tanpa mu, aku tertusuk duri-duri janji yang tajak yang membuat hati ku sesak. Aku adalah ketidakpastian mu yang akhirnya tak sanggup lagi berjuang dan membiarkan mu pergi. Aku adalah sesalmu yang mungkin suatu saat nanti kamu memintaku kembali."

Hallo..
Salam hangat dariku yang sekarang akan memulai hidup yang baru tanpa kamu, dan tanpa harapan yang sama sejak dulu kita buat. Iya, seperti yang aku katakan tadi semua waktu telah berubah, semua hari menjadi sangat berarti dan sangat memiliki arti ketika kamu pergi aku yang menyudahi dan aku juga yang harus memulai lebih dulu.

Halloo.. dan selamat tinggal.