“hhhmmm...” jawab ku singkat, aku
masih sibuk dengan segudang pekerjaan yang tidak ada habis nya dari kemarin.
“kok Cuma hmm.. doang sih?, Teduh
kamu dengerin aku ngomong gak!?” kata nya sambil berjalan ke arah ku.
“kamu tuh masuk gak ketuk pintu
dulu, dateng langsung marah-marah kayak gitu. Ada apa sih?”
“ya, gimana aku nggak marah dari
kemarin kabar kamu tuh nggak jelas, kamu nggak ngabarin aku, kamu diemin aku,
aku kabarin kamu pun chat gak kamu balesin tlp nggak kamu jawab juga. Sebenernya
ada masalah apa sih sampe aku kena getahnya?”
“nih minum dulu” tangan ku
refleks memberikan gelas yang berisikan jus jeruk.
“ya udah, terserah deh ya.” Kata nya
yang masih terlihat kesal.
“Iya, kenapa sih kenapa? Gimana?
tinggal bilang aja kan?”pandangan ku masih setia melihat layar laptop ku,
pekerjaanku benar-benar sedang butuh perhatianku.
“aku akhir-akhir ini ngerasa kamu
selalu sibuk sendiri, aku nggak tau ini perasaan aku aja atau memang itu
adanya, tapi aku nggak terbiasa aja ada di suasana kayak gini sama kamu”
jawabnya dengan nada kesal, aku tahu..
“hhmmm...”
“kamu mau aku pergi dari sini
ya?, Teduh perhatiin aku dulu ih”
“Mentari jangan mulai deh, aku
lagi gak mau berantem sama kamu”
“aku ke sini bukan mau ngajakin kamu
berantem, aku heran deh sama kerjaan kamu, perasaan gak ada ujungnya gitu, gak
pernah ada beres nya. Bulan ini kamu bener-bener sibuk sama semua urusan kamu
sendiri, pekerjaan, inilah-itulah. Terus waktu buat aku nya kapan, Teduh?”
refleks tangan nya mencubit lengan ku yang masih sibuk dengan laptop ku.
Dia sangat menggemaskan jika
sedang seperti ini, kepala ku sekarang menjadi tiba-tiba pusing mendengar
ocehan Mentari dengan seperti itu.
“iya sebentar Mentari sayang,
file nya belum aku save, wait one minute”
Aku sesering mungkin menatap mimik wajah nya ketika dia sedang kesal seperti
ini walaupun hanya sedetik-sedetik tapi aku tahu betul wajahnya sangat
menggemaskan.
“oke, sini aku jelasin” kataku
sambil memegang tangan nya yang setia menahan dagu nya yang indah itu. Ku tatap
mata nya, ku dekati dia dan ini yang harus aku lakukan dulu sebelum aku
menjelaskan semuanya kepada Mentari, aku yakin dia akan mengerti.
“aku sadar sih beberapa waktu ini
aku memang sibuk, ya aku mah fikir kamu so
enjoy dengan keadaan ini karena kamu awalnya nggak pernah bicara soal waktu
yang aku kasih sama kamu kan. Sorry but
this is for you”
“for me?, maksudnya? Aku nggak
pernah tau loh ada orang yang sibuk buat aku, sibuk yang sampe lupa aku nyariin
kamu tapi kamu nya sedetik aja mikirin aku nggak”
“aku kan sibuk sama pekerjaan aku
sayang bukan sama hal-hal lain yang nggak ada hasilnya sama sekali kan,
hasilnya kan buat kamu. Mentari dengerin ya semua yang aku kerjain ini semua
nya untuk kelangsungan hidup aku, kamu dan harapan aku sama kamu ke depan nya”
“kamu jadiin aku alasan kamu
sibuk?, kamu mencoba membela diri dengan menyalahkan aku, gitu?” katanya tanpa
mau memperdulikan keadaan aku
“no, please don’t misunderstand, Mentari” tarikan nafasku sekarang
sedikit menjadi berat, dada ku terasa sedikit sesak. Ah, Mentari rasanya aku
ingin peluk saja kamu
“sebenar nya nih ya, menurut ku
memperjuangkan seseorang juga gak harus sampai membuat orang lain berfikir yang
nggak-nggak sih. So, i always think
negative with you, kamu selingkuh, jalan sama cewek lain, kamu asik sendiri
dan gak nyaman lagi sama aku”
“kebiasaan deh, kamu kenapa sih,
suka banget berfikiran kayak gitu sama aku?”
“hei, semua perempuan juga akan
merasakan seperti itu kalau pasangan nya tiba-tiba ngilang gak jelas di kabarin
juga susah”
Aku diam. Entah mengapa aku
seolah semakin tak bisa mengendalikan diri, aku tahu ada yang berubah pada
diriku, bahkan untuk mengatur pola makan, istirahat dan menyenangkan diri
sendiri pun aku kesulitan untuk mengatur waktunya apalagi untuk Mentari, dia
terlalu peka. Aku seperti sedang melarikan diri dari fikiran-fikiran ku.
“sorry,
but that’s how i feel,
aku Cuma ngerasa kamu susah ngasih waktu buat aku, dan lagian aku nggak akan
ngerasa kayak gini sama kamu kalau kamu juga bisa atur waktu buat aku”
“sayang, kita itu berdekatan. Gak
terhalang sama jarak, waktu juga gak harus kamu minta dari aku, aku juga pengen
bagi waktu banyak berdua sama kamu, tapi kamu tahu kan ada tanggung jawab lain
yang harus aku penuhi. kamu kan bisa langsung samperin aku ke kantor, makan
siang bareng. Hubungan kita itu bukan Long
distance relationship beib. i will
hear whenever you shout. kamu mah suka gak ngerti ya kalau aku ngomong gitu”
“Aku ngerti Teduh, kamu sadar
nggak sih?”
“oke, oke aku minta maaf. Aku nggak
nyaman kalau udah bicara banyak sama kamu yang ujungnya ntar kita malah
berantem, maafin aku Mentari aku usahakan untuk atur ulang waktu aku untuk kamu
ya?”
Aku kemudian terdiam dan mencoba
memahami apa yang diinginkan Mentari dariku, sekarang yang aku rasakan hanya
kerinduan dari sebuah percakapan tentang banyak hal. Refleks saja ku berikan
senyum terbaik dan hangat yang bisa Mentari nikmati dari bibirku.
Sebuah senyuman akhirnya di
berikan Mentari untuk aku dia membalasnya sungguh senyuman itu sangat
berpengaruh untuk jiwa ku, fikiran beserta isi kepala.
Hhhmmm.. ya, ini adalah keresahan
ku dengan Mentari, kadang aku berfikir, aku ini lelaki, bisa saja aku jatuh
hati kepada wanita lain selain Mentari yang selalu meributkan hal-hal yang
menurutku nggak perlu diributkan, contohnya saja tentang waktu untuk nya dan
kesibukan ku. Sebenarnya aku juga bosan dengan rutinitas ku yang seperti ini,
namun mau apa dan bagaimana lagi selain di jalani dan bersyukur dengan semua
yang ada.
Tapi ntahlah, aku memang sangat
menyayangi Mentari dan sudar terlalu nyaman dengan nya jadi bagaimana pun
keadaan kita serumit apapun yang terasa tetap saja aku lebih memilih kita
berdamai tanpa berfikir bagaimana caranya pergi.
Setelah semua pekerjaan ku
bereskan Mentari yang sengaja menunggu ku dengan setia ku ajak dia pergi ke
luar untuk makan siang, atau sekedar ngobrol sambil menikmati Bandung siang
ini, rupanya mendung tadi pagi hanya singgah sebentar, tanpa aku sadari siang
ini terik panas dari matahari sudah tepat di atas kepala ku. Menyenangkan memang
aku merindukan saat-saat seperti ini dengan nya.
"Teduh dan Mentari #Season1"