Sabtu, 10 Agustus 2019

Aku tidak pernah beristirahat, untuk mencintai kamu


Aku tahu ini bukan jalan yang kamu dan aku inginkan, aku tahu semua yang pernah kamu lewati sangatlah indah mungkin karena kamu masih merasa bahwa semua yang kamu inginkan dan semua yang kamu jalani hanya untuk dirimu sendiri atau mungkin orang-orang terdekatmu yang merasakan semua perjuanganmu dulu. Aku tahu mereka yang selalu ada denganmu susah maupun senang.
Dan sekarang mereka berfikir bahwa aku datang ketika kamu sudah merdeka, menurutku tidak itu salah jika aku datang setelah kamu merdeka seharusnya tidak seberat ini menjalani semua waktu denganmu.

Hei, ada apa dengan keadaan sekarang yang kamu jalani dengan ku? Ragukah, atau mungkin karena kedatanganku dalam hidupmu mampu menyita semua?
Tidak, bukan maksudku seperti itu.

Percayalah aku tidak akan mungkin masuk dalam hidupmu jika kamu tidak mengizinkannya masuk. Aku tidak akan memaksa siapapun untuk sanggup dengan ku.
Aku sebenarnya tidak siap jika harus menjalani dan bertemu dengan hal-hal yang baru, hal-hal yang harus aku jalani. Aku takut tidak mampu mengimbangi mu, aku takut tidak bisa menjalani semua dengan kehendakmu, aku juga manusia memiliki keinginan dan ego dalam diri. Aku selalu mencoba menjadi orang yang mampu menerima keadaan bagaimanapun itu, tapi apakah bisa kamu beserta orang terdekat mu menerima aku yang seperti ini?
Aku datang bersama semuanya, bersama dengan hati dan keinginan ku.
Jika hari ini saja kamu tidak bisa menerima aku dan segala kurangku bagaimana nanti jika kita bersama, aku pasti akan lebih banyak mengalah mungkin. Aku pasti akan banyak merelakan ego ku demi ego yang lain, saranku demi saran yang lain dan merelakan hidupku demi hidup yang lain.
Hidup bersama itu artinya kita berdua, kamu yang seperti itu dan aku yang seperti ini menyatu dalam satu situasi yang mengikat kita ada di sana, mampukah kamu membawa aku? Mampukah kamu mendinginkan situasi ketika kita sedang beradu ego?

Ajari aku bagaimana mengikuti maumu, ajari aku bagaimana caranya yakin dengan kita.

Senin, 05 Agustus 2019

Teman, aku pergi

Maaf teman, aku pergi.
.
Berhenti di sana.
Jangan berjalan lagi dan membawaku berlari dari duniaku sekarang ini.
Sekeras mungkin aku menjauh darimu.
Kau membuat semuanya berubah awalnya aku setuju dan mengikuti mu.
Tapi sungguh jejak mu yang ku ikuti tak membuatku bertahan.
Kau tahu cinta bisa membuat segala hal nya menjadi indah, bahkan untuk berfikir bahwa yang kau lakukan itu adalah salah tapi masih ku anggap itu benar.
Aku menginginkanmu saat itu dan kau berpura-pura tidak mengerti dengan aku.
Rasanya tubuh ini seperti di rendam dalam air dingin di tengah malam.
Mengigil dan tak berperasaan.
Bagaimana jika kau yang menjadi aku?
Mengikuti mu dan berharap kamu akan membalas semuanya.
Pada kenyataannya kau tidak seperti apa yang aku fikiran, kau tidak berbalik atau memberi penjelasan bahwa aku yang terlalu dalam padamu. Bahwa aku yang terlalu memaksakan kehendak diri.
Bahwa aku dan mataku yang tertutup selama ini.
Dan lihat dirimu hanya menganggap ku remeh.
Benda hidup yang tak berarti.
Aku senang kamu mendapatkan seseorang yang kau inginkan walau aku tahu sebelum kau menemukan cinta mu yang sekarang kau terluka dengan cinta mu yang dulu.
Dan saat itu pula, perasaanku ini begitu amat, sangat bahagia.
Kau terluka dan aku bisa tertawa, walau tak tega lebih meradang padaku.
Aku fikir setelah kau terluka, aku bisa membuatmu masuk dalam hidupku.
Tapi ternyata aku lagi yang salah sangka padamu, kau memang tidak menginginkan aku.
Dan lagi-lagi hatiku patah.
Lebih baik aku benar-benar pergi dan berhenti berbagi canda tawa denganmu.
Kehadiranmu mengubah hidup dan hati walau pun aku tahu bukan aku yang kau mau.
Terima kasih sudah hadir membuat warna dalam hidupku semoga kau bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku sebagai teman.
Hanya teman.