Senin, 05 Agustus 2019

Teman, aku pergi

Maaf teman, aku pergi.
.
Berhenti di sana.
Jangan berjalan lagi dan membawaku berlari dari duniaku sekarang ini.
Sekeras mungkin aku menjauh darimu.
Kau membuat semuanya berubah awalnya aku setuju dan mengikuti mu.
Tapi sungguh jejak mu yang ku ikuti tak membuatku bertahan.
Kau tahu cinta bisa membuat segala hal nya menjadi indah, bahkan untuk berfikir bahwa yang kau lakukan itu adalah salah tapi masih ku anggap itu benar.
Aku menginginkanmu saat itu dan kau berpura-pura tidak mengerti dengan aku.
Rasanya tubuh ini seperti di rendam dalam air dingin di tengah malam.
Mengigil dan tak berperasaan.
Bagaimana jika kau yang menjadi aku?
Mengikuti mu dan berharap kamu akan membalas semuanya.
Pada kenyataannya kau tidak seperti apa yang aku fikiran, kau tidak berbalik atau memberi penjelasan bahwa aku yang terlalu dalam padamu. Bahwa aku yang terlalu memaksakan kehendak diri.
Bahwa aku dan mataku yang tertutup selama ini.
Dan lihat dirimu hanya menganggap ku remeh.
Benda hidup yang tak berarti.
Aku senang kamu mendapatkan seseorang yang kau inginkan walau aku tahu sebelum kau menemukan cinta mu yang sekarang kau terluka dengan cinta mu yang dulu.
Dan saat itu pula, perasaanku ini begitu amat, sangat bahagia.
Kau terluka dan aku bisa tertawa, walau tak tega lebih meradang padaku.
Aku fikir setelah kau terluka, aku bisa membuatmu masuk dalam hidupku.
Tapi ternyata aku lagi yang salah sangka padamu, kau memang tidak menginginkan aku.
Dan lagi-lagi hatiku patah.
Lebih baik aku benar-benar pergi dan berhenti berbagi canda tawa denganmu.
Kehadiranmu mengubah hidup dan hati walau pun aku tahu bukan aku yang kau mau.
Terima kasih sudah hadir membuat warna dalam hidupku semoga kau bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku sebagai teman.
Hanya teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar