Sabtu, 25 Mei 2019

Harus bagaimana?


Aku yang terlalu berharap dan terlalu bahagia, aku salah seharusnya aku juga memikirkan bagaimana perasaan mu ketika bersamaku. Apakah sama? Atau justru sebaliknya.

Dari awal pertemuan kita aku tidak pernah memaksa mu untuk bisa menjalani hubungan ini, bukankah kita sendiri yang sepakat untuk membuat komitmen? Bukan kamu juga yang selalu meyakinkan aku, kita akan hancur jika salah satu dari kita menyerah semua nya akan baik-baik saja jika berdua. Berdua.

Aku memang selalu keterlaluan jika melakukan apapun termasuk bersikap seenaknya kepadamu, alasan selalu ada alasan apapun yang aku lakukan jadi tolong sebelum menghakimi sikapku ini kamu harus tahu alasan ku itu apa, tidak lain hanya untuk kamu dan aku juga. Aku tidak mau menjadi orang yang egois, dan aku bukan orang egois yang seperti kamu fikirkan.

Benar saja, ketika kita perduli dengan orang yang kita sayang terkadang kita tidak memikirkan keadaan atau perasaan diri kita sendiri, mindset terfokus kepada dia yang sedang kita bahagiakan.

Aku takut mengecewakanmu dan selalu mengecewakanmu karena aku tidak bisa mengendalikan cara bersikap dan fikiranku yang tidak pernah tenang ini.

Aku sudah mecobanya, bahkan aku rela berlatih tetap tenang menghadapi kamu dan membatasi segala perasaan yang sebenarnya terjadi, terasa panas menjalar sampai di titik detak jantung. Aku tidak tahu harus bagaimana cara bersikap ku kepadamu dan cara menyampaikan sesuatu demi kebaikan kamu.

Kamu tahu, aku selalu menghukum diriku sendiri jika aku membuat kesalahan padamu.

Kamu yang pergi tanpa mengenalku


Ada seseorang yang pernah aku inginkan sejak lama, sejak dulu.
Tapi apalah aku saat itu, jangankan mengenalinya lebih dekat bertegur sapa pun tak pernah, aku tahu hidup selalu berputar setiap waktu yang kita jalani pun selalu berputar, tidak selamanya aku akan seperti dulu, dan kamu pun begitu.

Dulu, siapalah aku? Hanya seorang perempuan yang mencoba dengan baik bisa mengenal mu lebih dekat, mencoba bertegur sapa walaupun tak pernah kamu balas sapa ku.
Aku buka apa-apa.

Semua yang teringat saat ini adalah masa di mana kamu menjadi aku dan aku menjadi kamu, bedanya aku tidak sejahat kamu. Aku masih bisa membalas senyum mu, masih bisa membalas tegur sapa mu, masih bisa mencoba menjaga komunikasi yang baik dengan mu.
tapi jangan mengajak aku untuk mengulang hal yang ingin aku lupakan.

Kamu, seseorang yang populer saat itu, seseorang yang banyak di kelilingi oleh teman ku yang lain, banyak yang ingin dekat denganmu khususnya wanita, dan termasuk aku, tapi aku tidak berhasil. Aku sadar bagaimana pun caranya, apapun yang aku lakukan agar kamu melihatku barang sedetik saja aku tidak mendapatkan tatapan apapun dari mu.

Hal konyol yang pernah aku lakukan adalah menyeimbangkan diri, mencoba paling unggul dan telihat beda hanya karena siapa tahu kamu akan memberi sedikit perhatian dari sikap dingin mu itu, aku mencoba unggul dalam prestasi, berbagai cara agar terlihat olehmu.
Tapi, semua tidak mengubah apapun kamu masih acuh padaku, seolah tak perduli dan kita tak saling mengenal, asing.

Ada sikapmu yang bisa membuat aku semakin yakin dengan diriku sendiri, aku menemukan diriku sendiri karena kamu, pada akhirnya kamu selalu menjadi headline news di setiap tulisan-tulisan ku. Kamu selalu menjadi alasan aku bersemangat dengan tulisan ku, kamu yang menuntunku menuju jalan ini, yang menjadi hobi ku sekarang.

Aku sangat berterimakasih padamu, mungkin jika sikapmu merespon segala sapa dan apa yang aku lakukan untuk kamu saat dulu, bisa saja aku tidak menjadi seorang penulis, bisa saja aku hanya menjadi seorang penikat senja yang tak pernah bosan beremu dengan malam.

Ketika aku tahu, kamu dan aku dipertemukan untuk menjadi asing.
Aku memilih menjadi seorang penikmati kata sepi, aku mengerti dengan jalan Allah yang membiarkan kita dipermainkan oleh sang waktu.
Kamu menang lagi,
Kamu kembali hadir setelah sekian lama aku membiarkan diriku terperangkap dalam sepi, kamu membuka ruang yang kubiarkan tertutup, membuka setiap pagar-pagar yang kubuat sendiri.
Kita bertemu di keadaan berbalik, aku yang sudah tak ingin mengenal mu lagi, tiba-tiba saja kamu datang menyapa dengan baik bagai sejuk di pagi hari dan kubiarkan, aku anggap ini sebagai siraman untuk hatiku yang pernah mati olehmu.

Kamu datang dengan segudang tatapan yang berarti, dengan suara merdu yang pernah ku dengar dulu, suara yang selalu kamu berikan untuk para wanita yang mendekatimu.

Sayang semua nya yang indah tentang mu hanya terasa saat dulu saja, sekarang sudah ada orang lain, pria yang menyayangi dan mencintai aku dengan setulusnya begitupun aku kepadanya. Aku kembali harus mengingat komitmen ku dengan pria yang memperlakukan aku dengan baik, Aku tidak ingin menyia-nyiakan dia yang sudah bersama ku sekarang, jadi tolonglah jika kamu mulai merasa membutuhkan aku, sebaik nya kamu hentikan rasa itu untuk tumbuh, karena aku tak pernah ingin menanam rasa lagi di hati yang pernah mati.

Pernah


Aku bahkan tidak pernah bisa melepaskan dia dari setiap bayang, perhatian kecil dan segala tentang nya. Aku seperti seseorang yang keliru akan semua ini, seseorang yang sedang mencari jalan namun tak pernah bertemu jalan keluar nya.

Kamu, hanya kamu yang mengerti inginku, kamu yang tiba-tiba menghilang dan bahagia bersama pilihan mu yang lain, yang tanpa aku tahu kamu pergi karena kesalahan ku yang mana.
Aku rindu, rindu sekali akan semua waktu yang pernah berjalan beriringan dengan kita, waktu yang pernah sengaja membuat kita merasa saling membutuhkan satu sama lain, namun aku juga tidak ingin berlarut dalam kemalanganku seperti ini.

Seandainya saja ada alat yang bisa memutar waktu baik ku dengan mu, ingin kugunakan barang sehari saja, khayal ku terlalu tinggi lagi.
Kau tahu, aku seperti ini karena harapku yang penuh untukmu yang dahulu pernah ada, ia muncul kembali bersama dengan segala kecemasan dalam fikiran ku, kau bahagia atau tidak sekarang yang tanpa aku?, apakah kau sama mencariku dan rindu padaku?

Jika saja dahulu kita tidak membuat komitmen untuk berdua dan menjalani hubungan seserius itu bisa saja hari ini aku tidak mengingat mu dan tidak merasakan bagaimana sakitnya menahan rindu sendirian.

Maaf jika di tulisan ini aku terlalu berlebihan dalam menjelaskan perasaanku, tapi kamu tahukan aku paling tidak bisa menahan keresahan.

Kamis, 16 Mei 2019

Sedang menuju mu


Kini semua yang terasa menggantung akhirnya menemukan tempat yang tepat, yang aku tahu kamu hanya sebagian sosok yang tak pernah menganggap aku ada pada barisan depan untuk mu.

Tapi senja tak pernah pergi jika belum waktunya.

Dan aku datang untukmu pada senja yang tepat dan takan ada kata pergi, aku jatuh cinta.

Kamu, seseorang yang sedang kucintai secara diam dan ku isi namamu dalam setiap doa ku, semoga Tuhan meridhoi dengan segala kenyataan yang ada dariku untukmu.

 ku semogakan dua kali lagi.

Sabtu, 04 Mei 2019

Sudah faham?


Jangan libatkan hati ya hari ini, aku tidak yakin kamu akan baik-baik saja jika setiap bertemu dengan orang baru lalu orang baru itu sedikit memberikan simpati untukmu, kamu salah penerimaan.
Aku hanya mengingatkan saja.
Seharusnya kamu bisa membedakan mana dia yang tulus ingin dengan mu atau hanya memberikan simpati kecilnya untukmu.
 kamu lupa tidak semua perhatian bisa datang dengan rasa yang sama.