Sabtu, 25 Mei 2019

Kamu yang pergi tanpa mengenalku


Ada seseorang yang pernah aku inginkan sejak lama, sejak dulu.
Tapi apalah aku saat itu, jangankan mengenalinya lebih dekat bertegur sapa pun tak pernah, aku tahu hidup selalu berputar setiap waktu yang kita jalani pun selalu berputar, tidak selamanya aku akan seperti dulu, dan kamu pun begitu.

Dulu, siapalah aku? Hanya seorang perempuan yang mencoba dengan baik bisa mengenal mu lebih dekat, mencoba bertegur sapa walaupun tak pernah kamu balas sapa ku.
Aku buka apa-apa.

Semua yang teringat saat ini adalah masa di mana kamu menjadi aku dan aku menjadi kamu, bedanya aku tidak sejahat kamu. Aku masih bisa membalas senyum mu, masih bisa membalas tegur sapa mu, masih bisa mencoba menjaga komunikasi yang baik dengan mu.
tapi jangan mengajak aku untuk mengulang hal yang ingin aku lupakan.

Kamu, seseorang yang populer saat itu, seseorang yang banyak di kelilingi oleh teman ku yang lain, banyak yang ingin dekat denganmu khususnya wanita, dan termasuk aku, tapi aku tidak berhasil. Aku sadar bagaimana pun caranya, apapun yang aku lakukan agar kamu melihatku barang sedetik saja aku tidak mendapatkan tatapan apapun dari mu.

Hal konyol yang pernah aku lakukan adalah menyeimbangkan diri, mencoba paling unggul dan telihat beda hanya karena siapa tahu kamu akan memberi sedikit perhatian dari sikap dingin mu itu, aku mencoba unggul dalam prestasi, berbagai cara agar terlihat olehmu.
Tapi, semua tidak mengubah apapun kamu masih acuh padaku, seolah tak perduli dan kita tak saling mengenal, asing.

Ada sikapmu yang bisa membuat aku semakin yakin dengan diriku sendiri, aku menemukan diriku sendiri karena kamu, pada akhirnya kamu selalu menjadi headline news di setiap tulisan-tulisan ku. Kamu selalu menjadi alasan aku bersemangat dengan tulisan ku, kamu yang menuntunku menuju jalan ini, yang menjadi hobi ku sekarang.

Aku sangat berterimakasih padamu, mungkin jika sikapmu merespon segala sapa dan apa yang aku lakukan untuk kamu saat dulu, bisa saja aku tidak menjadi seorang penulis, bisa saja aku hanya menjadi seorang penikat senja yang tak pernah bosan beremu dengan malam.

Ketika aku tahu, kamu dan aku dipertemukan untuk menjadi asing.
Aku memilih menjadi seorang penikmati kata sepi, aku mengerti dengan jalan Allah yang membiarkan kita dipermainkan oleh sang waktu.
Kamu menang lagi,
Kamu kembali hadir setelah sekian lama aku membiarkan diriku terperangkap dalam sepi, kamu membuka ruang yang kubiarkan tertutup, membuka setiap pagar-pagar yang kubuat sendiri.
Kita bertemu di keadaan berbalik, aku yang sudah tak ingin mengenal mu lagi, tiba-tiba saja kamu datang menyapa dengan baik bagai sejuk di pagi hari dan kubiarkan, aku anggap ini sebagai siraman untuk hatiku yang pernah mati olehmu.

Kamu datang dengan segudang tatapan yang berarti, dengan suara merdu yang pernah ku dengar dulu, suara yang selalu kamu berikan untuk para wanita yang mendekatimu.

Sayang semua nya yang indah tentang mu hanya terasa saat dulu saja, sekarang sudah ada orang lain, pria yang menyayangi dan mencintai aku dengan setulusnya begitupun aku kepadanya. Aku kembali harus mengingat komitmen ku dengan pria yang memperlakukan aku dengan baik, Aku tidak ingin menyia-nyiakan dia yang sudah bersama ku sekarang, jadi tolonglah jika kamu mulai merasa membutuhkan aku, sebaik nya kamu hentikan rasa itu untuk tumbuh, karena aku tak pernah ingin menanam rasa lagi di hati yang pernah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar