Sabtu, 10 Agustus 2019

Aku tidak pernah beristirahat, untuk mencintai kamu


Aku tahu ini bukan jalan yang kamu dan aku inginkan, aku tahu semua yang pernah kamu lewati sangatlah indah mungkin karena kamu masih merasa bahwa semua yang kamu inginkan dan semua yang kamu jalani hanya untuk dirimu sendiri atau mungkin orang-orang terdekatmu yang merasakan semua perjuanganmu dulu. Aku tahu mereka yang selalu ada denganmu susah maupun senang.
Dan sekarang mereka berfikir bahwa aku datang ketika kamu sudah merdeka, menurutku tidak itu salah jika aku datang setelah kamu merdeka seharusnya tidak seberat ini menjalani semua waktu denganmu.

Hei, ada apa dengan keadaan sekarang yang kamu jalani dengan ku? Ragukah, atau mungkin karena kedatanganku dalam hidupmu mampu menyita semua?
Tidak, bukan maksudku seperti itu.

Percayalah aku tidak akan mungkin masuk dalam hidupmu jika kamu tidak mengizinkannya masuk. Aku tidak akan memaksa siapapun untuk sanggup dengan ku.
Aku sebenarnya tidak siap jika harus menjalani dan bertemu dengan hal-hal yang baru, hal-hal yang harus aku jalani. Aku takut tidak mampu mengimbangi mu, aku takut tidak bisa menjalani semua dengan kehendakmu, aku juga manusia memiliki keinginan dan ego dalam diri. Aku selalu mencoba menjadi orang yang mampu menerima keadaan bagaimanapun itu, tapi apakah bisa kamu beserta orang terdekat mu menerima aku yang seperti ini?
Aku datang bersama semuanya, bersama dengan hati dan keinginan ku.
Jika hari ini saja kamu tidak bisa menerima aku dan segala kurangku bagaimana nanti jika kita bersama, aku pasti akan lebih banyak mengalah mungkin. Aku pasti akan banyak merelakan ego ku demi ego yang lain, saranku demi saran yang lain dan merelakan hidupku demi hidup yang lain.
Hidup bersama itu artinya kita berdua, kamu yang seperti itu dan aku yang seperti ini menyatu dalam satu situasi yang mengikat kita ada di sana, mampukah kamu membawa aku? Mampukah kamu mendinginkan situasi ketika kita sedang beradu ego?

Ajari aku bagaimana mengikuti maumu, ajari aku bagaimana caranya yakin dengan kita.

Senin, 05 Agustus 2019

Teman, aku pergi

Maaf teman, aku pergi.
.
Berhenti di sana.
Jangan berjalan lagi dan membawaku berlari dari duniaku sekarang ini.
Sekeras mungkin aku menjauh darimu.
Kau membuat semuanya berubah awalnya aku setuju dan mengikuti mu.
Tapi sungguh jejak mu yang ku ikuti tak membuatku bertahan.
Kau tahu cinta bisa membuat segala hal nya menjadi indah, bahkan untuk berfikir bahwa yang kau lakukan itu adalah salah tapi masih ku anggap itu benar.
Aku menginginkanmu saat itu dan kau berpura-pura tidak mengerti dengan aku.
Rasanya tubuh ini seperti di rendam dalam air dingin di tengah malam.
Mengigil dan tak berperasaan.
Bagaimana jika kau yang menjadi aku?
Mengikuti mu dan berharap kamu akan membalas semuanya.
Pada kenyataannya kau tidak seperti apa yang aku fikiran, kau tidak berbalik atau memberi penjelasan bahwa aku yang terlalu dalam padamu. Bahwa aku yang terlalu memaksakan kehendak diri.
Bahwa aku dan mataku yang tertutup selama ini.
Dan lihat dirimu hanya menganggap ku remeh.
Benda hidup yang tak berarti.
Aku senang kamu mendapatkan seseorang yang kau inginkan walau aku tahu sebelum kau menemukan cinta mu yang sekarang kau terluka dengan cinta mu yang dulu.
Dan saat itu pula, perasaanku ini begitu amat, sangat bahagia.
Kau terluka dan aku bisa tertawa, walau tak tega lebih meradang padaku.
Aku fikir setelah kau terluka, aku bisa membuatmu masuk dalam hidupku.
Tapi ternyata aku lagi yang salah sangka padamu, kau memang tidak menginginkan aku.
Dan lagi-lagi hatiku patah.
Lebih baik aku benar-benar pergi dan berhenti berbagi canda tawa denganmu.
Kehadiranmu mengubah hidup dan hati walau pun aku tahu bukan aku yang kau mau.
Terima kasih sudah hadir membuat warna dalam hidupku semoga kau bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku sebagai teman.
Hanya teman.

Jumat, 26 Juli 2019

Hai, ini tentang siapa saja yang merasa

Hari ini aku akan memberitahukan segala apapun yg ada di fikiran ku.
Aku senang memuji orang yg bilang kalau dirinya sudah hijrah dan mengerti dalam semua kebaikan.
Sudah lebih faham tentang agama, ikut kajian sana-sini, pamer hal-hal yg menurutnya itu ibadah berfikir kalau yg dia lakukan itu sudah sangat benar.

Bukankah lebih baik mencari pahala itu intim saja berdua dengan Allah?
Niat karena-Nya, mengikuti semua aturan yang telah di tetapkan dalam agama Nya.
Tanpa harus orang banyak tahu dari mana saja dia mencari pahala, seolah mengajak namun di hati kecil nya jauh dari kata itu ada niat lain selain mengajak, pujian yg ingin dia dapatkan.

Aku senang melihat orang seperti itu, mengapa?
Karena begitu banyak kepalsuan yang muncul & terlihat sebagai pembelajaran untukku.

Kita lihat kebelakang sebelum jauh melihat diri kamu yg sekarang.

Bagaimana dengan hidup orang tua mu?
Kamu bisa sesuka hati pergi jauh dengan teman-teman, traveling, mendaki, ke pantai kemanapun yg kamu mau.
Namun bagaimana dengan hidup orang tua mu? Yg harus tidur di dalam satu ruangan pengap, yg penuh dengan barang-barang mu, sekeliling nya hanyalah baju dan perabotan yang berantakan tak tertata rapi.

Bagaimana dengan tidur orang tua mu?
Yang hanya beralaskan tikar serta kasur tipis, tapi kamu tinggalkan mereka Dalam keadaan seperti itu, ketika orang tua mu bangun dari tidurnya merasakan sakit di seluruh tubuh terpaksa minum obat agar sakit itu hilang dan bisa beraktifitas seperti biasa nya, atau malah dibiarkan terasa sakit karena sudah terbiasa.
Bagaimana jika itu terjadi setiap hari, di usianya yang semakin menua.

Bagaimana dengan pekerjaan orang tua mu?
Ketika kamu di bangun kan lalu menolak untuk mengantar mereka belanja ke pasar untuk membuatmembeli bahan makanan yg nantinya akan di jual untuk menghidupi kamu, untuk menyambung hidup.

Sedangkan kamu, makan enak di luar sana dengan teman-teman mu, menghabiskan sisa waktu & masa muda dengan menjelajahi dunia.
Agar semua orang tahu bahwa "aku pernah berkeliling, menaklukkan semua gunung, laut dan yg lainnya, ketika aku tua nanti akan aku ceritakan semua pengalaman ku ini semasa muda" katamu dengan gagahnya.
Namun apa yang ada di fikiran mu
Jika semua uang yang kamu tabungkan habis hanya untuk kesenangan mu saja tanpa berfikir bagaimana kehidupan nanti kedepannya.

Coba kita lihat penghasilan kedua orang tua mu dari hasil kerjanya?
Orang tua mu mendapatkan uang yang akan habis lagi lalu di pakai modal untuk berjualan esok dan makan hari ini, selalu begitu setiap hari tanpa kamu bantu dalam finansial orang tuamu. Aku tau betul dan kamu lebih faham dariku.

Bagaimana dengan pasangan mu nanti?
Kamu menginginkan pasangan yang baik, pribadi yg baik mengerti agama dan tak memiliki kekurangan sedikit pun yang mendekati sempurna versi mu.
Kamu berharap sangat penuh dengan ekpektasi yg tinggi terhadap calon pasangan mu.
Jangankan untuk menghidupi anak orang yang ekpektasi nya jauh dari hidupmu, pasangan yang kamu idam-idamkan itu tidak mudah didapatkan, ia dilahirkan dari keluarga yang finansial nya baik dalam didikan yang kuat akan segala adab, perilaku dan baik dalam agama nya.

Dan,
Jika cara hidupmu seperti sekarang aku yakin kamu akan kewalahan menghadapi tantangan setelah menikahinya.
Karena kamu tidak dekat dengan orang tua mu, kamu selalu lebih memilih membahas penilaian calon  pasangan mu dengan mereka teman-teman mu, ketimbang membahas tentang calon pasangan mu kepada orang tua.

Dan apa kata pasangan mu nanti mendapatkan jodoh yang tidak tahu aturan perilaku, adab, sopan santun terhadap orang tua bahkan kepedulian pun kamu tidak ada, jika sudah begitu apa yang dipertahankan darimu?

Yang ada kamu ditinggalkan bahkan sebelum kalian menikah, menjadi sepasang suami istri, dalam tahap pengenalan pun kamu akan di nilai.


Coba saja jika mempunyai keinginan memperbaiki hidup kedua orang tua mu saja dulu. Perbaiki dan tanya apa yang kurang dari mu untuk menjaga keduanya, mengurusi keduanya. Cobalah lebih terbuka dengan kedua orang tua mu.
Lalu,
Setelah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan lebih kamu bisa mencarikan mereka tempat tinggal yang lebih layak untuk di tempati, walaupun semisal hanya mengontrak dengan rumah yang lebih besar dari sebelumnya, yang mungkin akan lebih cukup untuk kalian satu keluarga, itu lebih baik ketimbang kamu buang-buang hasil kerjamu hanya untuk kesenangan mu saat itu, hanya hari itu.

Orang tuamu lebih utama bukan?

Kamu belikan kasur yang empuk, yang bisa membuat kedua orang tua mu nyaman bila tidur di atas kasur yang kamu belikan, dari pada kamu buang uang itu untuk menyewa tenda atau hotel bersama dengan teman-temanmu saat kamu traveling.

Hasil rejeki darimu bekerja akan lebih bermanfaat dan berkah jika kamu berikan kepada orang tua mu. Bukankah kamu lebih faham point ini?
Itu Lebih baik ketimbang kamu habiskan hanya untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu penting.
Mengajak atau membelikan makanan kesukaan orang tua mu lebih nikmat ketimbang kamu mentraktir teman-teman mu yg suatu waktu mereka bisa saja menutup telinga ketika kamu kelaparan. Atau mungkin mereka lebih terjamin dalam hidupnya.

Makan di restoran agar terlihat menarik oleh orang lain.
Kamu tahu? Orang lain hanya melihat mu, mereka punya jalan berfikir dan penilaian sendiri. Tidak semua hal yang kamu bagikan bersama orang lain akan di anggap baik. Namun akan berbeda jika kamu berikan kepada orang tua mu, hidup mereka terjamin, kamu semakin di sayang, semakin di perhatikan dan semakin percaya bahwa jika suatu saat nanti mereka pergi meninggalkan mu sendirian mereka tidak akan khawatir hidupmu akan seperti apa dan bagaimana.

Dan kamu, bukankah hidup mu tidak akan slalu  sendirian? Pasti akan butuh seseorang yang bisa melengkapi hidupmu, memperbaiki salahmu, menutupi kurang mu dan menyemangati mu ketika malas dalam hidup menjadi musuh-musuh mu setiap pagi.
Kamu akan menemukan pendamping hidup sesuai yang kamu butuhkan ketika kamu lebih dekat dengan orang tua ketimbang kamu meminta jodoh kepada teman-teman mu, meminta penilaian kepada mereka tentang pasanganmu. Tapi orang tua mu tahu pasangan yang seperti apa yang kamu butuhkan.

Jadi segini dulu dariku tentang hidup yang mengutamakan orang tua, lebih berkah dan bermanfaat ketimbang melihat dunia luar yang penuh dengan topeng.
ketika kamu terjatuh orang tua lah yang akan lebih dulu bersama mu, bukan teman-teman mu.
Sekedarnya saja bersama mereka, walaupun kamu anggap bahwa mereka yang selalu ada untuk kamu, coba sedikit batasi tidak semua teman dapat menerima sikap baik-buruk mu.
Orang tua mu lebih faham betul tentang kamu sampai detik ini.

Jumat, 21 Juni 2019

Diary malamku


Hai kamu, selamat malam?

Kamu yang sedang dengan aku sekarang terima kasih untuk segala hal yang pernah kamu berikan padaku sampai detik ini, aku yakin Tuhan selalu mendengar doa kita, selalu dengan kita di setiap langkah dan tujuan kita bersama.

Hai kamu, tolong bersabarlah dalam menghadapi aku yang mudah rapuh ini, mengajari aku dalam segala hal, dan selalu membuat aku merasa bahwa aku ini memang yang kamu pilih. Bersabarlah dalam setiap langkah kita berdua, bersabarlah dalam setiap degupan jantung serta detak jarum yang harus memastikan aku selalu berada di dekat kamu.

Hai kamu, sang pujangga ku. Mungkin memang benar kamu tidak bisa membuat aku seutuhnya mencintai kamu, mungkin memang benar kita tidak selalu dalam keadaan ada dan aman satu sama lain, tapi cobalah untuk selalu mempertahankan apapun yang telah kita dapatkan bersama, yang telah kita jalani berdua hingga sekarang ini. memang benar menjadi kita tidak mudah, menjadi kita menyatukan dua sisi hal yang berbeda, menjadi kita menyatukan dunia yang sepotong menjadi satu, menjadi utuh.

***

Hai, aku tahu kamu juga tidak akan selalu siap dengan keadaan yang mungkin bisa saja datang dan menyerang kita berdua, tapi ketahuilah dan aku mohon bersabarlah dalam menjalani semua keadaan yang telah kita ciptakan sampai hari ini.

Kamu, kamu dan selalu saja kamu yang membuat aku tidak tenang.
Tidak tenang berjauhan karena memang kita belum boleh disatukan, tidak tenang tahu kamu sedang dalam keadaan tak baik, tapi kamu selalu meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.

Senin, 10 Juni 2019

hallo.. lupakah?


Hallo..

Selamat malam kamu yang pernah aku sangat rindukan? Apa kabarnya dirimu sekarang di sana?
Apakah masih dengan hati dan harapan yang sama dengan ku, ketika kita masih bersama. Ketika kita masih saling ingin bertukar kabar dan saling belajar untuk memahami satu sama lain.

Ah, benar mungkin sekarang bukan waktunya lagi kita untuk mengulang hal yang seharusnya kita lupakan, tapi bolehkah aku mengenang nya beberapa kali? Iya, hanya untuk sekadar berevaluasi dengan suasana malam.

Aku mengenang nya dan aku menyukai apa yang aku kenang.

Aku mencoba sedikit memahami apa yang aku inginkan sekarang, dan yang terparah nya adalah aku mencoba mengingat mu dan meminta mu kembali hal yang mungkin tidak akan pernah aku lakukan, aku yang memilih pergi mungkin wajar saja jika aku yang tiba-tiba rindu padamu.

Tapi tenang, yang tertinggal dan terasa hanya rindu saja bukan rasa kehilangan. Karena kamu sudah memperkenalkan rasa itu jauh sebelum aku di keadaan ini, sudah aku rasakan sejak masih dengan mu.

"Aku titisan rindumu, aku sepi mu, aku adalah kamu yang datang dari masa depan, ketauhilah aku menderita tanpa mu, aku tertusuk duri-duri janji yang tajak yang membuat hati ku sesak. Aku adalah ketidakpastian mu yang akhirnya tak sanggup lagi berjuang dan membiarkan mu pergi. Aku adalah sesalmu yang mungkin suatu saat nanti kamu memintaku kembali."

Hallo..
Salam hangat dariku yang sekarang akan memulai hidup yang baru tanpa kamu, dan tanpa harapan yang sama sejak dulu kita buat. Iya, seperti yang aku katakan tadi semua waktu telah berubah, semua hari menjadi sangat berarti dan sangat memiliki arti ketika kamu pergi aku yang menyudahi dan aku juga yang harus memulai lebih dulu.

Halloo.. dan selamat tinggal.


Sabtu, 25 Mei 2019

Harus bagaimana?


Aku yang terlalu berharap dan terlalu bahagia, aku salah seharusnya aku juga memikirkan bagaimana perasaan mu ketika bersamaku. Apakah sama? Atau justru sebaliknya.

Dari awal pertemuan kita aku tidak pernah memaksa mu untuk bisa menjalani hubungan ini, bukankah kita sendiri yang sepakat untuk membuat komitmen? Bukan kamu juga yang selalu meyakinkan aku, kita akan hancur jika salah satu dari kita menyerah semua nya akan baik-baik saja jika berdua. Berdua.

Aku memang selalu keterlaluan jika melakukan apapun termasuk bersikap seenaknya kepadamu, alasan selalu ada alasan apapun yang aku lakukan jadi tolong sebelum menghakimi sikapku ini kamu harus tahu alasan ku itu apa, tidak lain hanya untuk kamu dan aku juga. Aku tidak mau menjadi orang yang egois, dan aku bukan orang egois yang seperti kamu fikirkan.

Benar saja, ketika kita perduli dengan orang yang kita sayang terkadang kita tidak memikirkan keadaan atau perasaan diri kita sendiri, mindset terfokus kepada dia yang sedang kita bahagiakan.

Aku takut mengecewakanmu dan selalu mengecewakanmu karena aku tidak bisa mengendalikan cara bersikap dan fikiranku yang tidak pernah tenang ini.

Aku sudah mecobanya, bahkan aku rela berlatih tetap tenang menghadapi kamu dan membatasi segala perasaan yang sebenarnya terjadi, terasa panas menjalar sampai di titik detak jantung. Aku tidak tahu harus bagaimana cara bersikap ku kepadamu dan cara menyampaikan sesuatu demi kebaikan kamu.

Kamu tahu, aku selalu menghukum diriku sendiri jika aku membuat kesalahan padamu.

Kamu yang pergi tanpa mengenalku


Ada seseorang yang pernah aku inginkan sejak lama, sejak dulu.
Tapi apalah aku saat itu, jangankan mengenalinya lebih dekat bertegur sapa pun tak pernah, aku tahu hidup selalu berputar setiap waktu yang kita jalani pun selalu berputar, tidak selamanya aku akan seperti dulu, dan kamu pun begitu.

Dulu, siapalah aku? Hanya seorang perempuan yang mencoba dengan baik bisa mengenal mu lebih dekat, mencoba bertegur sapa walaupun tak pernah kamu balas sapa ku.
Aku buka apa-apa.

Semua yang teringat saat ini adalah masa di mana kamu menjadi aku dan aku menjadi kamu, bedanya aku tidak sejahat kamu. Aku masih bisa membalas senyum mu, masih bisa membalas tegur sapa mu, masih bisa mencoba menjaga komunikasi yang baik dengan mu.
tapi jangan mengajak aku untuk mengulang hal yang ingin aku lupakan.

Kamu, seseorang yang populer saat itu, seseorang yang banyak di kelilingi oleh teman ku yang lain, banyak yang ingin dekat denganmu khususnya wanita, dan termasuk aku, tapi aku tidak berhasil. Aku sadar bagaimana pun caranya, apapun yang aku lakukan agar kamu melihatku barang sedetik saja aku tidak mendapatkan tatapan apapun dari mu.

Hal konyol yang pernah aku lakukan adalah menyeimbangkan diri, mencoba paling unggul dan telihat beda hanya karena siapa tahu kamu akan memberi sedikit perhatian dari sikap dingin mu itu, aku mencoba unggul dalam prestasi, berbagai cara agar terlihat olehmu.
Tapi, semua tidak mengubah apapun kamu masih acuh padaku, seolah tak perduli dan kita tak saling mengenal, asing.

Ada sikapmu yang bisa membuat aku semakin yakin dengan diriku sendiri, aku menemukan diriku sendiri karena kamu, pada akhirnya kamu selalu menjadi headline news di setiap tulisan-tulisan ku. Kamu selalu menjadi alasan aku bersemangat dengan tulisan ku, kamu yang menuntunku menuju jalan ini, yang menjadi hobi ku sekarang.

Aku sangat berterimakasih padamu, mungkin jika sikapmu merespon segala sapa dan apa yang aku lakukan untuk kamu saat dulu, bisa saja aku tidak menjadi seorang penulis, bisa saja aku hanya menjadi seorang penikat senja yang tak pernah bosan beremu dengan malam.

Ketika aku tahu, kamu dan aku dipertemukan untuk menjadi asing.
Aku memilih menjadi seorang penikmati kata sepi, aku mengerti dengan jalan Allah yang membiarkan kita dipermainkan oleh sang waktu.
Kamu menang lagi,
Kamu kembali hadir setelah sekian lama aku membiarkan diriku terperangkap dalam sepi, kamu membuka ruang yang kubiarkan tertutup, membuka setiap pagar-pagar yang kubuat sendiri.
Kita bertemu di keadaan berbalik, aku yang sudah tak ingin mengenal mu lagi, tiba-tiba saja kamu datang menyapa dengan baik bagai sejuk di pagi hari dan kubiarkan, aku anggap ini sebagai siraman untuk hatiku yang pernah mati olehmu.

Kamu datang dengan segudang tatapan yang berarti, dengan suara merdu yang pernah ku dengar dulu, suara yang selalu kamu berikan untuk para wanita yang mendekatimu.

Sayang semua nya yang indah tentang mu hanya terasa saat dulu saja, sekarang sudah ada orang lain, pria yang menyayangi dan mencintai aku dengan setulusnya begitupun aku kepadanya. Aku kembali harus mengingat komitmen ku dengan pria yang memperlakukan aku dengan baik, Aku tidak ingin menyia-nyiakan dia yang sudah bersama ku sekarang, jadi tolonglah jika kamu mulai merasa membutuhkan aku, sebaik nya kamu hentikan rasa itu untuk tumbuh, karena aku tak pernah ingin menanam rasa lagi di hati yang pernah mati.

Pernah


Aku bahkan tidak pernah bisa melepaskan dia dari setiap bayang, perhatian kecil dan segala tentang nya. Aku seperti seseorang yang keliru akan semua ini, seseorang yang sedang mencari jalan namun tak pernah bertemu jalan keluar nya.

Kamu, hanya kamu yang mengerti inginku, kamu yang tiba-tiba menghilang dan bahagia bersama pilihan mu yang lain, yang tanpa aku tahu kamu pergi karena kesalahan ku yang mana.
Aku rindu, rindu sekali akan semua waktu yang pernah berjalan beriringan dengan kita, waktu yang pernah sengaja membuat kita merasa saling membutuhkan satu sama lain, namun aku juga tidak ingin berlarut dalam kemalanganku seperti ini.

Seandainya saja ada alat yang bisa memutar waktu baik ku dengan mu, ingin kugunakan barang sehari saja, khayal ku terlalu tinggi lagi.
Kau tahu, aku seperti ini karena harapku yang penuh untukmu yang dahulu pernah ada, ia muncul kembali bersama dengan segala kecemasan dalam fikiran ku, kau bahagia atau tidak sekarang yang tanpa aku?, apakah kau sama mencariku dan rindu padaku?

Jika saja dahulu kita tidak membuat komitmen untuk berdua dan menjalani hubungan seserius itu bisa saja hari ini aku tidak mengingat mu dan tidak merasakan bagaimana sakitnya menahan rindu sendirian.

Maaf jika di tulisan ini aku terlalu berlebihan dalam menjelaskan perasaanku, tapi kamu tahukan aku paling tidak bisa menahan keresahan.

Kamis, 16 Mei 2019

Sedang menuju mu


Kini semua yang terasa menggantung akhirnya menemukan tempat yang tepat, yang aku tahu kamu hanya sebagian sosok yang tak pernah menganggap aku ada pada barisan depan untuk mu.

Tapi senja tak pernah pergi jika belum waktunya.

Dan aku datang untukmu pada senja yang tepat dan takan ada kata pergi, aku jatuh cinta.

Kamu, seseorang yang sedang kucintai secara diam dan ku isi namamu dalam setiap doa ku, semoga Tuhan meridhoi dengan segala kenyataan yang ada dariku untukmu.

 ku semogakan dua kali lagi.

Sabtu, 04 Mei 2019

Sudah faham?


Jangan libatkan hati ya hari ini, aku tidak yakin kamu akan baik-baik saja jika setiap bertemu dengan orang baru lalu orang baru itu sedikit memberikan simpati untukmu, kamu salah penerimaan.
Aku hanya mengingatkan saja.
Seharusnya kamu bisa membedakan mana dia yang tulus ingin dengan mu atau hanya memberikan simpati kecilnya untukmu.
 kamu lupa tidak semua perhatian bisa datang dengan rasa yang sama.


Sabtu, 23 Maret 2019

Teduh dan Mentari


 “kamu masih mau dengerin aku bicara nggak?” suara itu terdengar jelas tepat di depan pintu ruang kerja ku.
“hhhmmm...” jawab ku singkat, aku masih sibuk dengan segudang pekerjaan yang tidak ada habis nya dari kemarin.
“kok Cuma hmm.. doang sih?, Teduh kamu dengerin aku ngomong gak!?” kata nya sambil berjalan ke arah ku.
“kamu tuh masuk gak ketuk pintu dulu, dateng langsung marah-marah kayak gitu. Ada apa sih?”

“ya, gimana aku nggak marah dari kemarin kabar kamu tuh nggak jelas, kamu nggak ngabarin aku, kamu diemin aku, aku kabarin kamu pun chat gak kamu balesin tlp nggak kamu jawab juga. Sebenernya ada masalah apa sih sampe aku kena getahnya?”
“nih minum dulu” tangan ku refleks memberikan gelas yang berisikan jus jeruk.
“ya udah, terserah deh ya.” Kata nya yang masih terlihat kesal.
“Iya, kenapa sih kenapa? Gimana? tinggal bilang aja kan?”pandangan ku masih setia melihat layar laptop ku, pekerjaanku benar-benar sedang butuh perhatianku.

“aku akhir-akhir ini ngerasa kamu selalu sibuk sendiri, aku nggak tau ini perasaan aku aja atau memang itu adanya, tapi aku nggak terbiasa aja ada di suasana kayak gini sama kamu” jawabnya dengan nada kesal, aku tahu..

“hhmmm...”
“kamu mau aku pergi dari sini ya?, Teduh perhatiin aku dulu ih”
“Mentari jangan mulai deh, aku lagi gak mau berantem sama kamu”
“aku ke sini bukan mau ngajakin kamu berantem, aku heran deh sama kerjaan kamu, perasaan gak ada ujungnya gitu, gak pernah ada beres nya. Bulan ini kamu bener-bener sibuk sama semua urusan kamu sendiri, pekerjaan, inilah-itulah. Terus waktu buat aku nya kapan, Teduh?” refleks tangan nya mencubit lengan ku yang masih sibuk dengan laptop ku.

Dia sangat menggemaskan jika sedang seperti ini, kepala ku sekarang menjadi tiba-tiba pusing mendengar ocehan Mentari dengan seperti itu.

“iya sebentar Mentari sayang, file nya belum aku save, wait one minute” Aku sesering mungkin menatap mimik wajah nya ketika dia sedang kesal seperti ini walaupun hanya sedetik-sedetik tapi aku tahu betul wajahnya sangat menggemaskan.
“oke, sini aku jelasin” kataku sambil memegang tangan nya yang setia menahan dagu nya yang indah itu. Ku tatap mata nya, ku dekati dia dan ini yang harus aku lakukan dulu sebelum aku menjelaskan semuanya kepada Mentari, aku yakin dia akan mengerti.
“aku sadar sih beberapa waktu ini aku memang sibuk, ya aku mah fikir kamu so enjoy dengan keadaan ini karena kamu awalnya nggak pernah bicara soal waktu yang aku kasih sama kamu kan. Sorry but this is for you”
“for me?, maksudnya? Aku nggak pernah tau loh ada orang yang sibuk buat aku, sibuk yang sampe lupa aku nyariin kamu tapi kamu nya sedetik aja mikirin aku nggak”
“aku kan sibuk sama pekerjaan aku sayang bukan sama hal-hal lain yang nggak ada hasilnya sama sekali kan, hasilnya kan buat kamu. Mentari dengerin ya semua yang aku kerjain ini semua nya untuk kelangsungan hidup aku, kamu dan harapan aku sama kamu ke depan nya”
“kamu jadiin aku alasan kamu sibuk?, kamu mencoba membela diri dengan menyalahkan aku, gitu?” katanya tanpa mau memperdulikan keadaan aku
no, please don’t misunderstand, Mentari” tarikan nafasku sekarang sedikit menjadi berat, dada ku terasa sedikit sesak. Ah, Mentari rasanya aku ingin peluk saja kamu
“sebenar nya nih ya, menurut ku memperjuangkan seseorang juga gak harus sampai membuat orang lain berfikir yang nggak-nggak sih. So, i always think negative with you, kamu selingkuh, jalan sama cewek lain, kamu asik sendiri dan gak nyaman lagi sama aku”
“kebiasaan deh, kamu kenapa sih, suka banget berfikiran kayak gitu sama aku?”
“hei, semua perempuan juga akan merasakan seperti itu kalau pasangan nya tiba-tiba ngilang gak jelas di kabarin juga susah”
Aku diam. Entah mengapa aku seolah semakin tak bisa mengendalikan diri, aku tahu ada yang berubah pada diriku, bahkan untuk mengatur pola makan, istirahat dan menyenangkan diri sendiri pun aku kesulitan untuk mengatur waktunya apalagi untuk Mentari, dia terlalu peka. Aku seperti sedang melarikan diri dari fikiran-fikiran ku.
“sorry, but that’s how i feel, aku Cuma ngerasa kamu susah ngasih waktu buat aku, dan lagian aku nggak akan ngerasa kayak gini sama kamu kalau kamu juga bisa atur waktu buat aku”
“sayang, kita itu berdekatan. Gak terhalang sama jarak, waktu juga gak harus kamu minta dari aku, aku juga pengen bagi waktu banyak berdua sama kamu, tapi kamu tahu kan ada tanggung jawab lain yang harus aku penuhi. kamu kan bisa langsung samperin aku ke kantor, makan siang bareng. Hubungan kita itu bukan Long distance relationship beib. i will hear whenever you shout. kamu mah suka gak ngerti ya kalau aku ngomong gitu”
“Aku ngerti Teduh, kamu sadar nggak sih?”
“oke, oke aku minta maaf. Aku nggak nyaman kalau udah bicara banyak sama kamu yang ujungnya ntar kita malah berantem, maafin aku Mentari aku usahakan untuk atur ulang waktu aku untuk kamu ya?”

Aku kemudian terdiam dan mencoba memahami apa yang diinginkan Mentari dariku, sekarang yang aku rasakan hanya kerinduan dari sebuah percakapan tentang banyak hal. Refleks saja ku berikan senyum terbaik dan hangat yang bisa Mentari nikmati dari bibirku.

Sebuah senyuman akhirnya di berikan Mentari untuk aku dia membalasnya sungguh senyuman itu sangat berpengaruh untuk jiwa ku, fikiran beserta isi kepala.

Hhhmmm.. ya, ini adalah keresahan ku dengan Mentari, kadang aku berfikir, aku ini lelaki, bisa saja aku jatuh hati kepada wanita lain selain Mentari yang selalu meributkan hal-hal yang menurutku nggak perlu diributkan, contohnya saja tentang waktu untuk nya dan kesibukan ku. Sebenarnya aku juga bosan dengan rutinitas ku yang seperti ini, namun mau apa dan bagaimana lagi selain di jalani dan bersyukur dengan semua yang ada.
Tapi ntahlah, aku memang sangat menyayangi Mentari dan sudar terlalu nyaman dengan nya jadi bagaimana pun keadaan kita serumit apapun yang terasa tetap saja aku lebih memilih kita berdamai tanpa berfikir bagaimana caranya pergi.

Setelah semua pekerjaan ku bereskan Mentari yang sengaja menunggu ku dengan setia ku ajak dia pergi ke luar untuk makan siang, atau sekedar ngobrol sambil menikmati Bandung siang ini, rupanya mendung tadi pagi hanya singgah sebentar, tanpa aku sadari siang ini terik panas dari matahari sudah tepat di atas kepala ku. Menyenangkan memang aku merindukan saat-saat seperti ini dengan nya.

"Teduh dan Mentari #Season1"

Minggu, 17 Maret 2019

Untuk Tuan

Tuan, saya rapuh lagi.

Tidakkah tuan tahu?
Tuan, genggaman tangan sedang merekah
Tak kuat menahan
Tidakkah tuan ingin menahan jika saya pergi?

Tuan, saya bersedih
Tidakkah tuan takut saya menyesali ini?
Tuan, saya benci
Tidakkah tuan tahu sepanjang hari saya menangis?

Tuan, berikan sedikit perhatian yang biasa tuan berikan kepada saya
Tidakkah tuan ingin melihat saya bahagia?

Mengapa tak menanyakan bagaimana keadaan saya?
Mengapa tuan membiarkan saya seperti ini?
Mengapa tuan tak mencari dan tak perduli dengan saya?
Mengapa tuan berdiam diri?

Tuan..
Saya rapuh, bisakah tuan berikan saya kalimat yang bisa membuat saya tersenyum.

Tuan saya rindu.
Tuan saya benci.

"Saya membenci tuan."

Isi kepala ku

Dan namamu, selalu menjadi yang terbaik di antara bait rindu.
Tuhan, sebenarnya ia akan menjadi milik siapa?
Sebegitu hebatkah dirimu?
Aku takut setiap rengekan rindu ini bisa memisahkan kita berdua.
Aku takut kamu risih lalu tidak memperdulikan aku lagi

Apa kamu perduli ketika aku menangis?
Aku yakin kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan, aku yakin tidak

kamu tahu, kamu seperti oksigen yang selalu aku butuhkan untuk tetap bisa hidup
sepenting itu kamu.

Mencintai bukan sekedar perasaan, lebih dari sekedar itu,
saling mengenal dan saling memahami
Perihal mencintai lebih dari sekedar aku dengan kamu.

Walau begini jalan nya aku sangat berharap dan berusaha untuk tetap bisa tinggal
di dalam hati kecil mu.

"Semoga kamu membacanya"

Sabtu, 16 Maret 2019

surat terbuka untuk calon mertua ku

Saya tidak tahu harus dari mana awal saya menjelaskan perihal ini, tapi begini lah saya beserta dengan semua perasaan saya.


Pak, bu.
Perkenalkan saya adalah seorang perempuan yang sangat mencintai anak bapak dan ibu, saya menyimpan banyak harapan baik untuk hidup saya dengan dia. Ada kalimat yang menyatakan jika kita tidak boleh berharap kepada sesama manusia apalagi harapan itu sangat besar kita hanya boleh berharap kepada Allah SWT yang bisa menyatukan setiap manusia dengan yang sebenar-benar nya pasangan.

Pak, bu.
Saya yang terlalu berharap banyak kepada nya, maaf saya masih belum pantas untuk anak bapak dan ibu. Maaf jikalau saya terlalu sering membuat hati nya patah, maaf kalau saya masih belum bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anak bapak, maaf kalau saya masih belum bisa sepintar ibu dalam hal memasak makanan favoritnya.
Namun, selama ini saya selalu berusaha untuk menjadi seseorang yang dia mau pak, bu. Saya sangat bersyukur bisa mengenal dia dengan baik, saya juga yakin bahwa Allah SWT tidak semata-mata mendekatkan kami tanpa ada maksud dan tujuan yang lebih baik.

Tapi pak, bu.
Maafkan saya yang masih belum bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk nya, saya masih kurang dalam memahami pribadi nya, saya masih kurang baik dalam menjaga hatinya.
Dan masih banyak sekali kekurangan saya walaupun demikian saya selalu berusaha bisa memberikan yang lebih dan terbaik untuk nya.
Maaf jika apa yang saya inginkan untuk nya terkadang tidak membuat dia nyaman.

Saya tahu, mungkin saya terlalu muda untuk memahami anak bapak dan ibu yang lebih dewasa dari saya, saya terlalu menyimpan banyak harap yang membuat saya lupa bahwa hidup dia jauh lebih sibuk daripada saya tanggung jawab dalam pekerjaan, keluarga dan hal-hal lain yang menjadi haknya. Saya selalu membuatnya kesal dengan setiap rengekan perhatian yang saya minta bahkan saya tahu jika dia sedang sibuk terkadang saya hanya bisa menuntut waktu tanpa memperdulikan apa yang sedang dia lakukan.

Pak, bu. Saya sempat berfikir dan merasa lelah dengan nya, saya berfikir dia tidak benar-benar membutuhkan saya, tapi ntah apa yang membuat saya yakin dengan nya, saya merasa ada sesuatu yang membuat saya yakin dengan anak bapak dan ibu.
karena itu saya merasa beruntung jika saya di miliki anak bapak, terlebih jika ibu juga merestui. Saya akan sangat bahagia dan sangat berterimakasih.

 mungkin hanya itu yang ingin saya sampaikan bila sewaktu-waktu bapak/ibu calon mertua ku membaca tulisan ini, sekali lagi terimakasih sudah menghadirkan dan melahirkan dia untuk saya yang serba kurang ini.

"semoga kamu juga membacanya dengan baik, calon imamku"